BI Tahan Suku Bunga dan The Fed Belum Dovish, Bagaimana Nasib Rupee?

banner 468x60

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah mulai menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuannya. Namun mata uang Garuda tampaknya masih mendapat tekanan dari risalah FOMC The Fed yang sekali lagi tidak memberikan sinyal dovish.

banner 336x280

Rupiah terlihat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 0,16% ke Rp 15.630/US$ pada perdagangan kemarin, Rabi (21/02/2024), lapor Refinitiv. Apresiasi ini mematahkan tren turun selama empat hari.

Rupee kemarin menguat seiring dengan keputusan BI yang mempertahankan suku bunga sebesar 6% untuk keempat kalinya sejak kenaikan suku bunga terakhir sebesar 25 basis poin (bps) pada Oktober 2023.

Tingkat sterilisasi satu hari juga diputuskan tetap pada 5,25% dan suku bunga batas kredit pada 6,75%.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6%, kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (21/02/2024).

Hal ini sejalan dengan konsensus yang diperoleh dari 12 lembaga CNBC Indonesia yang memperkirakan BI akan tetap mempertahankan suku bunga sebesar 6% secara absolut.

Memasuki Kamis (22/2024) hari ini, sentimen domestik yang akan membebani rupiah berasal dari data neraca pembayaran (NPI) dan transaksi berjalan Indonesia.

BI akan merilis data transaksi berjalan dan NPI triwulan IV 2023 dan setahun penuh 2023. Bank Indonesia memperkirakan NPI pada 2023 masih mencatat surplus, namun transaksi berjalan mengalami defisit.

Sementara dari luar negeri, sentimen yang perlu diwaspadai adalah rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

READ  Aksi jual asing membuat saham Astra (ASII) berada di bawah level 5.000

Pada Kamis pagi waktu Indonesia (22/2/2024), The Fed merilis FOMC Minutes atau risalah rapatnya pada Januari lalu. Kami berharap pertemuan ini dapat memberikan panduan kepada pelaku pasar mengenai kebijakan suku bunga di masa depan.

Dalam risalah rapat terakhir, pejabat Fed kembali mengindikasikan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan menyatakan optimisme serta kehati-hatian terhadap inflasi.

Keputusan penurunan suku bunga akan diambil jika pejabat The Fed mempunyai keyakinan tinggi bahwa inflasi akan terus turun.

“Sebagian besar peserta menyoroti risiko pelonggaran kebijakan yang lebih cepat dan menekankan pentingnya menilai data masa depan secara hati-hati untuk menentukan apakah inflasi memang akan terus turun hingga 2%,” tulis FOMC seperti dikutip CNBC International.

Rupiah Teknis

Secara teknikal secara grafik 1 jam terlihat pergerakan rupee masih dalam tren sideways meski kemarin ada penguatan tipis. Mata uang Garuda terkonsolidasi dari kisaran support IDR/US$15.610 ke kisaran resistance IDR/U$$15.680.

Posisi support atau area potensial konsolidasi terdekat diperoleh dari garis horizontal berdasarkan low candle intraday 16 Februari 2024. Sedangkan resistance diperoleh dari garis lurus berdasarkan high candle 7 Februari 2024.

Pergerakan rupee terhadap dolar AS setiap jamFoto: Tradingview
Pergerakan rupee terhadap dolar AS setiap jam

RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Menanti Inflasi AS, Bagaimana Nasib Rupee Hari Ini?

(tsn/tsn)


Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *